Rabu, 26 Juni 2013

KELAINAN PADA MANUSIA YANG DISEBABKAN PERUBAHAN KROMOSOM



KELAINAN PADA MANUSIA YANG DISEBABKAN PERUBAHAN KROMOSOM
Adapun kelainan kelainan pada manusia yang disebabkan oleh perubahan kromosom, antaralainsebagai berikut:

Kromosom 1 : HIPOFOSFATASIA
Kerusakan genetis pada mineralisasi kerangka tersebut biasanya diwariskan sebagai alel resesif,dan bisa mengakibatkan gejala yang dapat mencakup perubahan bentuk tulang dan terlalu cepattanggalnya gigi susu pada anak-anak. Hipofosfatasia ditemukan di seluruh dunia dan tidak ada obatmaupun penanganan medis untuk penyakit ini.

Kromosom 2 : PUBERTAS DINI
Alel dominan penyebab pubertas dini hanya terekspresikan pada laki-laki dan mengakibatkanproduksi testosteron dini. Akibatnya anak laki-laki yang punya kelainan ini menunjukkan tanda-tanda pubertas di usia 4 tahun. Kondisi demikian memberikan contoh besarnya konsekuensifisiologis yang terkadang diakibatkan perubahan genetis kecil.Diantara 3 milyar pasang nukleotidadalam keseluruhan genom manusia, peburtas dini disebkan oleh satu subtitusi nukleotida saja.

Kromosom 3 : APNEA PASCA PEMBIUSAN
Mutasi resesif penyebabnya berupa satu subtitusi nukleotida yang menyebabkan perubahantransmisi unit saraf sebagai denyut saraf sebagai tanggapan atas rangsangan kimiawitertentu.Individu homozigot bisa mengalami berhentinya pernapasan secara berkepanjangan apabiladibius dengan relaksan otot.

Kromosom 5 : SYNDROM CRI DU CAT
Disebut demikian karena bayi yang menderitanya mengeluarkan suara seperti kucing, sindromtersebut merupakan salah satu kelainan genetis yang paling umum yang berkaitan dengan delesibagian kromosom.Penderita mengalami retardasi mental dan punya lipatan mata yang menonjol,wajah kecil dan batang hidung yang mencuat.

Kromosom 6 : PENYAKIT SALLA
Kelainan pada kemampuan tubuh untuk memproses dan menyimpan asam sialat ini menyebabkangejala kelemasan otot dan gerakan yang tak terkoordinasi sejak usia 6 s/d 9 bulan. Sekitar 1/3 pasientidak bisa berjalan, dan kehilangan kemampuan untuk mengucapkan kata.Penderita yang tumbuhdewasa mengalami retardasi pertumbuhan dan fungsi mental, dengan IQ yang berkisar antara (20-40). Rentang usia penderita menjadi berkurang, hanya diketahui satu orang penderita yang mencapaiusia 72 tahun.

Kromosom 7 : CYSTIC FIBROSIS
Menurut dongeng Eropa utara, anak yang kalau dicium dahinya terasa asin berarti terkenakutukan dan akan segera meninggal. Keringat berlebih hanyalah salah satu gejala cystic fibrosis,kelainan fatal umum yang berkaitan dengan alel resesif autosom dalam populasi kulit putih (terjadipada satu di antara sekitar 2500 kelahiran hidup).Sekresi lendir amat kental, yang seringmembahayakan jiwa, menyumbat paru-paru anak-anak yang menderitanya.Satu delesi nukleotidayang mengakibatkan produk proteinnya kekurangan satu fenilalanin pada posisi 508 tampaknyamerupakan penyebab sekitar 70 % kromosom CF mutan di seluruh dunia.

Kromosom 8 : RETINITIS PIGMENTOSA-1
Retinitis pigmentosa adalah sederetan penyakit genetis yang cirinya : degenerasi retina mata.Penyakit tersebut indikasi awalnya adalah susah melihat jelas pada kondisi temaram, yang berlanjutdengan semakin sempitnya jarak pandang hingga akhirnya menjadi buta di usia paruh baya. Genyang menyebabkan ragam kasus retinitis pigmentosa telah dipetakan pada kromosom 3, 6, 7, 8, 11,14, 16, dan X

Xeroderma pigmentosum merupakan penyakit lain yang bisa diakibatan mutasi pada beberapagen terpisah, yang salah satunya terletak di dekat ujung lengan panjang kromosom 9. PEnderitanyamenunjukkaan kepekaan terhadap cahaya matahari : kulitnya mudah terbakar dan sangat rentanterhadap kanker kulit. Usia rata-rata terjadinya kemunculan klinis neoplasma kulit adalah 8 tahun.Penyakit ini bersumber dari kerusakan genetis pada kemampuan sel memperbaiki kerusakan DNAakibat sinar UV.

Kromosom 10 :PORFIRIA
Kelainan metabolisme porfiril merupakan contoh lain kondisi dengan etiologi rumit yang bisamelibatkan mutasi pada satu diantara beberapa gen. Dalam kasus ini, gen-gen yang berkaitan dengankemampuan tubuh memproduksi hemoglobin. Ada berbagai bentuk Porfiria dengan keparahan gejalayang berbeda-beda. Bentuk porfiria parah yang diakibatkan mutasi gen pada kromoson 10menimbulkan pengelupasan dan bercak-bercak pada kulit yang bermula di usia anak-anak

Kromosom 14 :ALZEIMER
Penyakit demensia progresif yang umum pada orang usia lanjut, ditandai akumulasi plak amiloiddalam otak. Hanya 10 hingga 20 % kasus Alzeimer yang jelas terbukti diwariskan dalam keluarga Mutasi dalam beberapa gen penyandi protein, khusunya satu yang menyandi protein prekursoramiloid pada kromosom 21, diketahui berperan dalam perkembangan kondisi Alzeimer. Satu bentuk penyakit Alzeimer yang berkaitan dengan kromosom 14 bermula lebih dini.Gen-gen lainnya penimulpenyakit Alzeimer yang diturunkan dalam keluarga telah ditemukan pada kromosom 1 dan 19.
Kromosom 15 :SYNDROM MARFAN
Kondisi ini pertama ditemukan pada 1896, pada seorang gadis kecil berusia 5 tahun bernamaGabriel yang punya anggota tubuh kelewat panjang, jari-jari seperti laba-laba dan pemendekan sendi jari dan lutut. Kondisi lain yang dikaitkan dengan Syndrom Marfan diantaranya ketidakstabilan lensamata, gangguan paru-paru dan rentan hernia. Penelitian molekuler menemukan biang keladinya,yang ternyata adalah alel mutan gen fibrilin yang berlokasi dekat bagian tengah kromosom 15.

Kromosom 17 : KANKER PAYUDARA TIPE 1

Kanker payudara punya beragam sumber yang terkadang terkait erat dengan komponen genetis,sebagaimana tercermin dari fakta bahwa setidaknya 5 hingga 10 % kasus berasal dari keluarga yangpunya riwayat terkena kanker payudara. Pada 1994, gen BRCA-1 yang bertanggung jawab terhadapsekitar separuh dari semua kasus kanker payudara turunan dipetakan pada kromosom 17.

Kromosom 19 :URIN SIRUP MAPLE
Kelainan resesif ini punya distribusi lintas-etnis, dengan frekuensi rata-rata dunia sebanyak satuper 180.000 bayi.Penyakit ini dinamakan berdasarkan air kencing pasien yang khas beraroma siropmaple, yang disebabkan akumulasi abnormal senyawa intermedier karena rusaknya jalur katabolismeasm amino tertentu.Bentuk paling parah kelainan ini mengakibatkan kerusakan otak pada bayi barulahir dan kematian dini.Penderita versi ringan bisa dirawat dengan pembatasan diet asupan asamamino yang tidak dapat diproses tubuh.

Kromosom 20 :INSOMNIA
Satu kasus mencakup laporan tentang seorang lelaki paruh baya dengan gangguan sfinkter (ototberbentuk cincin yang bisa membuka dan menutup) dan insomnia berat. Selama 9 bulan berikutnya,gejalanya berkembang menjadi kondisi pikiran mengawang, tremor, koma dan kematian.Penyakit inibelum dikenal sebelumnya, setelah dilacak, insomnia kekerabatan fatal diketahui sebagai kelainanpada thalamus di bagian depan otak. Gen yang bertanggung jawab bersemayam dala kromosom 20,menyandi protein 'prion' yang fungsinya tidak jelas.

Kromosom 21 :SYNDROM DOWN
Cacat genetis ini melibatkan kelainan besar pada kromosom, dimana pasien punya 3 duplikatbagianj kritis kromosom 21. Tanda fisik dan fisiologis syndrom down mencakup bentuk tengkorak wajah yang khas dan kelainan neurologis yang utamanya berakar dari ketidakseimbangan metabolik akibat berlebihnya duplikat gen dan produk proteinnya. Diagnosis prakelahiran melaluiamniosintesis sudah tersedia dan disarankan khususnya bagi perempuan berusia 35 tahun atau lebih,resiko fetus menderita syndrom down meningkat tajam.

Kromosom 22 :SYNDROM DIGEORGE
Jika penggandaan kromosom bisa mengakibatkan kelainan medis, tidak mengherankan kalauhilangnya sebagian atau satu kromosom utuh bisa berakibat sama. Penyakit yang berhubungandengan delesi atau mikro delesi satu segmen DNA pada kromosom 22.Kompleks penyakit tersebutsecara halus disebut sebagai CATCH-22. CATCH merupakan akronim dari : Cardiac malformations(kelainan bentuk jantung), Abnormal facial appearance (tampilan wajah tak wajar), Thymus glanddefects (cacat kelenjar thymus), Cleft palate (terbelahnya langit-langit mulut) dan Hypocalcemia(rendahnya kandungan kalsium darah), sedang 22 menunjukkan lokasi kromosom.

Perempuan yang cuma punya 1 kromosom X (genotipe XO) mengalami syndrom Turner.Gejalanya ntara lain perawakan pendek, indung telur rusak, leher bergelambir, pembengkakan tangandan kaki, serta penyempitan aorta. 99 % janin dengan kondisi syndrom Turner meninggal sebelumdilahirkan.Trisomi X (genotipe XXX) lebih lazim lagi, sekitar 1 per seribu kelahiran bayi perempuanhidup.Gejala klinisnya relatif ringan namun sering kali mencakup kesulitan belajar atau kemandulanparsial.

Beberapa kelainan konfigurasi kromosom seks menghasilkan individu dengan fenotipe laki-laki.Contohnya adalah kondisi genotipe XXY (syndrom Klinefelter) dan XYY, yang keduanyaterjadi pada satu dari sekitar seribu kelahiran bayi laki-laki hidup.Pasien XXY berperawakan jangkung, kurus, dan biasanya mandul; XYY hanya sedikit efeknya dan biasanya tak terdeteksi.


Selasa, 25 Juni 2013

BAHAN AJAR



  1. BAHAN AJAR
Sanjaya (2009:175) mengemukakan bahwa bahan ajar atau bahan pengajaran adalah segala sesuatu yang mengandung pesan yang akan disampaikan kepada siswa. Yang dimaksud dengan bahan ajar menurut Sanjaya di sini adalah buku-buku, majalah,koran,dan bahan cetak lainnya, transparansi yang telah berisi pesan yang akan disampaikan,film slide, foto,gambar, dan lain sebagainya.
Dalam website Dikmenjur dikemukakan pengertian bahwa, bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau KD secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.
Lebih lanjut disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai:
a.         Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa.
b.        Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya.
c.         Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.

Dalam website http://www.bced.gov.bc.ca/irp/appskill/ asleares. htm Nopember 11, 2010., dijelaskan tentang bahan ajar seperti dikemukakan di bawah ini:
Berdasarkan teknologi yang digunakan, bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu bahan cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket.  Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti  video compact disk, film.  Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material)  seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajarn interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).


Selanjutnya, terkhusus dalam makalah ini hanya akan dibahas tentang bahan ajar yang berbentuk cetak.
1.        Bahan Ajar Cetak (Printed)
Bahan cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk.  Jika bahan ajar cetak tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan seperti yang dikemukakan oleh Steffen Peter Ballstaedt, 1994 yaitu:
a.         Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan bagi seorang guru untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian mana yang sedang dipelajari
b.         Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit
c.         Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah
d.        Susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi individu
e.         Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca di mana saja
f.          Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan aktivitas, seperti menandai, mencatat, membuat sketsa
g.         Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar
h.         Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri

Kita mengenal berbagai jenis bahan ajar cetak, antara lain hand out, buku, modul, poster, brosur, dan leaflet.
a)        Handout
Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik.  Menurut kamus Oxford hal 389, handout is prepared statement given. Handout adalah pernyataan yang telah disiapkan oleh pembicara.
Handout biasanya diambilkan dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan/ KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.  Saat ini handout dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain dengan cara down-load dari internet, atau menyadur dari sebuah buku. 
b)        Buku
Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari pengarangnya. Oleh pengarangnya isi buku didapat dari berbagai cara misalnya: hasil penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi pengalaman, otobiografi, atau hasil imajinasi seseorang yang disebut sebagai fiksi.   Menurut kamus oxford hal 94, buku diartikan sebagai: Book  is number of sheet of paper, either printed or blank, fastened  together in a cover. Buku adalah sejumlah lembaran kertas baik cetakan maupun kosong yang dijilid dan diberi kulit. Buku sebagai bahan ajar merupakan  buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.
Buku yang baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik dilengkapi dengan gambar dan keterangan-keterangannya, isi buku juga menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan ide penulisannya.  Buku pelajaran berisi tentang ilmu pengetahuan yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk belajar, buku fiksi akan berisi tentang fikiran-fikiran fiksi si penulis, dan seterusnya.
c)         Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang:
·           Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
·           Kompetensi yang akan dicapai
·           Content atau isi materi
·           Informasi pendukung
·           Latihan-latihan
·           Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
·           Evaluasi
·           Balikan terhadap hasil evaluasi
Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih KD dibandingkan dengan peserta didik lainnya.  Dengan demikian maka modul harus menggambarkan KD yang akan dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan ilustrasi.
d)        Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan siswa (student worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik.  Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.  Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas KD yang akan dicapainya.  Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pembelajaran apa saja.  Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya.   Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa  teoritis dan atau tugas-tugas praktis.   Tugas teoritis misalnya tugas membaca sebuah artikel tertentu, kemudian membuat resume untuk dipresentasikan.  Sedangkan tugas praktis dapat berupa kerja laboratorium atau kerja lapangan, misalnya survey tentang harga cabe dalam kurun waktu tertentu di suatu tempat.  Keuntungan adanya lembar kegiatan adalah bagi guru, memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, bagi siswa akan belajar secara mandiri dan belajar memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis. 

Dalam menyiapkannya guru harus cermat dan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, karena sebuah lembar kerja harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai/ tidaknya sebuah KD dikuasai oleh peserta didik.
e)         Brosur

Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi (Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, 1996).   Dengan demikian, maka brosur dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, selama sajian brosur diturunkan dari KD yang harus dikuasai oleh siswa. Mungkin saja brosur dapat menjadi bahan ajar yang menarik, karena bentuknya yang menarik dan praktis. Agar lembaran brosur tidak terlalu banyak, maka brosur didesain hanya memuat satu KD saja.  Ilustrasi dalam sebuah brosur akan menambah menarik minat peserta didik untuk menggunakannya.
f)         Leaflet
A separate sheet of printed matter, often folded but not stitched (Webster’s New World, 1996) Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit.  Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami.   Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau lebih KD. 

g)        Wallchart
Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses atau  grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu.  Agar wallchart terlihat lebih menarik bagi siswa maupun guru, maka wallchart didesain dengan menggunakan tata warna dan pengaturan proporsi yang baik. Wallchart biasanya masuk dalam kategori alat bantu melaksanakan pembelajaran, namun dalam hal ini wallchart didesain sebagai bahan ajar.  Karena didesain sebagai bahan ajar, maka wallchart harus memenuhi kriteria sebagai bahan ajar antara lain bahwa memiliki kejelasan tentang KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik, diajarkan untuk berapa lama, dan bagaimana cara menggunakannya. Sebagai  contoh wallchart tentang siklus makhluk hidup binatang antara ular, tikus dan lingkungannya.
h)        Foto/Gambar
Foto/gambar memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan. Foto/gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan yang baik agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar siswa dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih KD.
Menurut Weidenmann dalam buku Lehren mit Bildmedien menggambarkan bahwa melihat sebuah foto/gambar lebih tinggi maknanya dari pada membaca atau mendengar. Melalui membaca yang dapat diingat hanya 10%, dari mendengar yang diingat 20%, dan dari melihat yang diingat 30%.  Foto/gambar yang didesain secara baik dapat memberikan pemahaman yang lebih baik. Bahan ajar ini dalam menggunakannya harus dibantu dengan bahan tertulis. Bahan tertulis dapat berupa petunjuk cara menggunakannya dan atau bahan tes.
Sebuah gambar yang bermakna paling tidak memiliki kriteria sebagai berikut:
·           Gambar harus mengandung sesuatu yang dapat dilihat dan penuh dengan informasi/data. Sehingga gambar tidak hanya sekedar gambar yang tidak mengandung arti atau tidak ada yang dapat dipelajari.
·           Gambar bermakna dan dapat dimengerti. Sehingga, si pembaca gambar benar-benar mengerti, tidak salah pengertian.
·           Lengkap, rasional untuk digunakan dalam proses pembelajaran, bahannya diambil dari sumber yang benar. Sehingga jangan sampai gambar miskin informasi yang berakibat penggunanya tidak belajar apa-apa.

C.  PENGEMBANGAN BAHAN DAN MATERI AJAR
Terdapat sejumlah alasan, mengapa guru perlu untuk mengembangkan bahan/materi ajar, yakni antara lain; ketersediaan bahan sesuai tuntutan kurikulum,  karakteristik sasaran, dan tuntutan pemecahan masalah belajar. Pengembangan bahan ajar harus memperhatikan tuntutan kurikulum, artinya bahan belajar yang akan kita kembangkan harus sesuai dengan kurikulum. Pada kurikukulum tingkat satuan pendidikan, standard kompetensi lulusan telah ditetapkan oleh pemerintah, namun bagaimana untuk mencapainya dan apa bahan ajar yang digunakan diserahkan sepenuhnya kepada para pendidik sebagai tenaga profesional. Dalam hal ini, guru dituntut untuk mempunyai kemampuan mengembangkan bahan ajar sendiri. Untuk mendukung kurikulum, sebuah bahan ajar bisa saja menempati posisi sebagai bahan ajar pokok ataupun suplementer. Bahan ajar pokok adalah bahan ajar yang memenuhi tuntutan kurikulum. Sedangkan bahan ajar suplementer adalah bahan ajar yang dimaksudkan untuk memperkaya, menambah ataupun memperdalam isi kurikulum.
Apabila bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum tidak ada ataupun sulit diperoleh, maka membuat bahan belajar sendiri adalah suatu keputusan yang bijak. Untuk mengembangkan bahan ajar, referensi dapat diperoleh dari berbagai sumber baik itu berupa pengalaman ataupun pengetahauan sendiri, ataupun penggalian informasi dari narasumber baik orang ahli ataupun teman sejawat. Demikian pula referensi dapat kita peroleh dari buku-buku, media masa, internet, dll. Namun demikian, kalaupun bahan yang sesuai dengan kurikulum cukup melimpah bukan berarti kita tidak perlu mengembangkan bahan sendiri. Bagi siswa, seringkali bahan yang terlalu banyak membuat mereka bingung, untuk itu maka guru perlu membuat bahan ajar untuk menjadi pedoman bagi siswa.
Pertimbangan lain adalah karakteristik sasaran. Bahan ajar yang dikembangkan orang lain seringkali tidak cocok untuk siswa kita. Ada sejumlah alasan ketidakcocokan, misalnya, lingkungan sosial, geografis, budaya, dll. Untuk itu, maka bahan ajar yang dikembangkan sendiri dapat disesuaikan dengan karakteristik sasaran. Selain lingkungan sosial, budaya, dan geografis, karakteristik sasaran juga mencakup tahapan perkembangan siswa, kemampuan awal yang telah dikuasai, minat, latar belakang keluarga dll. Untuk itu, maka bahan ajar yang dikembangkan sendiri dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa sebagai sasaran.
Selanjutnya, pengembangan bahan ajar harus dapat menjawab atau memecahkan masalah ataupun kesulitan dalam belajar. Terdapat sejumlah materi pembelajaran yang seringkali siswa sulit untuk memahaminya ataupun guru sulit untuk menjelaskannya. Kesulitan tersebut dapat saja terjadi karena materi tersebut abstrak, rumit, asing, dsb. Untuk mengatasi kesulitan ini maka perlu dikembangkan bahan ajar yang tepat. Apabila materi pembelajaran yang akan disampaikan bersifat abstrak, maka bahan ajar harus mampu membantu siswa menggambarkan sesuatu yang abstrak gersebut, misalnya dengan penggunaan gambar, foto, bagan, skema, dll. Demikian pula materi yang rumit, harus dapat dijelaskan dengan cara yang sederhana, sesuai dengan tingkat berfikir siswa, sehingga menjadi lebih mudah dipahami.

D.  TUJUAN DAN MANFAAT PENYUSUNAN BAHAN AJAR
1)        Tujuan
Bahan ajar disusun dengan tujuan:
ü   Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa.
ü   Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
ü   Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
2)        Manfaat

Ada sejumlah manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang guru mengembangkan bahan ajar sendiri, yakni antara lain; pertama, diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, kedua, tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh, ketiga, bahan ajar menjadi labih kaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi, keempat, menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar, kelima, bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan siswa karena siswa akan merasa lebih percaya kepada gurunya.
Di samping itu, guru juga dapat memperoleh manfaat lain, misalnya tulisan tersebut dapat diajukan untuk menambah angka kredit ataupun dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.
Dengan tersedianya bahan ajar yang bervariasi, maka siswa akan mendapatkan manfaat yaitu, kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.  Siswa akan lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru.  Siswa juga akan mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya.

E.  PRINSIP PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
Pengembangan bahan ajar hendaklah memperhatikan prinsisp-prinsip pembelajaran. Di antara prinsip pembelajaran tersebut adalah:
Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk memahami yang abstrak,
Siswa akan lebih mudah memahami suatu konsep tertentu apabila penjelasan dimulai dari yang mudah atau sesuatu yang kongkret, sesuatu yang nyata ada di lingkungan mereka. Misalnya untuk menjelaskan konsep pasar, maka mulailah siswa diajak untuk berbicara tentang pasar yang terdapat di tempat mereka tinggal. Setelah itu, kita bisa membawa mereka untuk berbicara tentang berbagai jenis pasar lainnya.
Pengulangan akan memperkuat pemahaman
Dalam pembelajaran, pengulangan sangat diperlukan agar siswa lebih memahami suatu konsep. Dalam prinsip ini kita sering mendengar pepatah yang mengatakan bahwa 5 x 2 lebih baik daripada 2 x 5. Artinya, walaupun maksudnya sama, sesuatu informasi yang diulang-ulang, akan lebih berbekas pada ingatan siswa. Namun pengulangan dalam penulisan bahan belajar harus disajikan secara tepat dan bervariasi sehingga tidak membosankan.
Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa
Seringkali kita menganggap enteng dengan memberikan respond yang sekedarnya atas hasil kerja siswa. Padahal respond yang diberikan oleh guru terhadap siswa akan menjadi penguatan pada diri siswa. Perkataan seorang guru seperti ’ya benar’ atau ‚’ya kamu pintar’ atau,’itu benar, namun akan lebih baik kalau begini...’ akan menimbulkan kepercayaan diri pada siswa bahwa ia telah menjawab atau mengerjakan sesuatu dengan benar. Sebaliknya, respond negatif akan mematahkan semangat siswa. Untuk itu, jangan lupa berikan umpan balik yang positif terhadap hasil kerja siswa.

Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar
Seorang siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan lebih berhasil dalam belajar. Untuk itu, maka salah satu tugas guru dalam melaksanakan pembelajaran adalah memberikan dorongan (motivasi) agar siswa mau belajar. Banyak cara untuk memberikan motivasi, antara lain dengan memberikan pujian, memberikan harapan, menjelas tujuan dan manfaat, memberi contoh, ataupun menceritakan sesuatu yang membuat siswa senang belajar, dll.
Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai ketinggian tertentu.
Pembelajaran adalah suatu proses yang bertahap dan berkelanjutan. Untuk mencapai suatu standard kompetensi yang tinggi, perlu dibuatkan tujuan-tujuan antara. Ibarat anak tangga, semakin lebar anak tangga semakin sulit kita melangkah, namun juga anak tangga yang terlalu kecil terlampau mudah melewatinya. Untuk itu, maka guru perlu menyusun anak tangga tujuan pembelajaran secara pas, sesuai dengan karakteristik siswa. Dalam bahan ajar, anak tangga tersebut dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator kompetensi.
Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk terus mencapai tujuan
Ibarat menempuh perjalanan jauh, untuk mencapai kota yang dituju, sepanjang perjalanan kita akan melewati kota-kota lain. Kita akan senang apabila pemandu perjalanan kita memberitahukan setiap kota yang dilewati, sehingga kita menjadi tahu sudah sampai di mana dan berapa jauh lagi kita akan berjalan. Demikian pula dalam proses pembelajaran, guru ibarat pemandu perjalanan. Pemandu perjalanan yang baik, akan memberitahukan kota tujuan akhir yang ingin dicapai, bagaimana cara mencapainya, kota-kota apa saja yang akan dilewati, dan memberitahukan pula sudah sampai di mana dan berapa jauh lagi perjalanan. Dengan demikian, semua peserta dapat mencapai kota tujuan dengan selamat. Dalam pembelajaran, setiap anak akan mencapai tujuan tersebut dengan kecepatannya sendiri, namun mereka semua akan sampai kepada tujuan meskipun dengan waktu yang berbeda-beda. Inilah sebagian dari prinsip belajar tuntas.