- BAHAN AJAR
Sanjaya (2009:175) mengemukakan bahwa bahan ajar atau bahan pengajaran adalah
segala sesuatu yang mengandung pesan yang akan disampaikan kepada siswa. Yang
dimaksud dengan bahan ajar menurut Sanjaya di sini adalah buku-buku,
majalah,koran,dan bahan cetak lainnya, transparansi yang telah berisi pesan
yang akan disampaikan,film slide, foto,gambar, dan lain sebagainya.
Dalam website
Dikmenjur dikemukakan pengertian bahwa, bahan ajar merupakan seperangkat
materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara
sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat
mempelajari suatu kompetensi atau KD secara runtut dan sistematis sehingga secara
akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.
Lebih lanjut disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi
sebagai:
a.
Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi
yang seharusnya diajarkan kepada siswa.
b.
Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi
kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya.
c.
Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Dalam website http://www.bced.gov.bc.ca/irp/appskill/
asleares. htm Nopember 11, 2010., dijelaskan tentang bahan ajar seperti
dikemukakan di bawah ini:
Berdasarkan teknologi yang digunakan, bahan ajar
dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu bahan cetak (printed) seperti antara lain handout,
buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk
audio. Bahan ajar pandang dengar (audio
visual) seperti video compact disk, film. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia
pembelajarn interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).
Selanjutnya, terkhusus dalam makalah ini
hanya akan dibahas tentang bahan ajar yang berbentuk cetak.
1.
Bahan Ajar Cetak (Printed)
Bahan cetak dapat ditampilkan dalam berbagai
bentuk. Jika bahan ajar cetak tersusun
secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan seperti yang
dikemukakan oleh Steffen Peter
Ballstaedt, 1994 yaitu:
a.
Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi,
sehingga memudahkan bagi seorang guru untuk menunjukkan kepada peserta didik
bagian mana yang sedang dipelajari
b.
Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit
c.
Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat
dipindah-pindah secara mudah
d.
Susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan
kreativitas bagi individu
e.
Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca di
mana saja
f.
Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca
untuk melakukan aktivitas, seperti menandai, mencatat, membuat sketsa
g.
Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah
dokumen yang bernilai besar
h.
Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri
Kita mengenal berbagai jenis bahan ajar cetak,
antara lain hand out, buku, modul, poster, brosur, dan leaflet.
a)
Handout
Handout adalah bahan tertulis yang
disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Menurut kamus Oxford hal 389, handout is prepared statement given.
Handout adalah pernyataan yang telah disiapkan oleh pembicara.
Handout biasanya diambilkan dari beberapa
literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan/ KD dan materi
pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.
Saat ini handout dapat
diperoleh dengan berbagai cara, antara lain dengan cara down-load dari
internet, atau menyadur dari sebuah buku.
b)
Buku
Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan
ilmu pengetahuan buah pikiran dari pengarangnya. Oleh pengarangnya isi buku
didapat dari berbagai cara misalnya: hasil penelitian, hasil pengamatan,
aktualisasi pengalaman, otobiografi, atau hasil imajinasi seseorang yang
disebut sebagai fiksi. Menurut kamus
oxford hal 94, buku diartikan sebagai:
Book is number of sheet of paper, either
printed or blank, fastened together in a
cover. Buku adalah sejumlah lembaran kertas baik cetakan maupun kosong yang
dijilid dan diberi kulit. Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil
analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.
Buku yang baik adalah buku yang ditulis
dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara
menarik dilengkapi dengan gambar dan keterangan-keterangannya, isi buku juga
menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan ide penulisannya. Buku pelajaran berisi tentang ilmu
pengetahuan yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk belajar, buku fiksi
akan berisi tentang fikiran-fikiran fiksi si penulis, dan seterusnya.
c)
Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis
dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan
bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang:
·
Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
·
Kompetensi yang akan dicapai
·
Content atau isi materi
·
Informasi pendukung
·
Latihan-latihan
·
Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
·
Evaluasi
·
Balikan terhadap hasil evaluasi
Sebuah modul akan bermakna kalau peserta
didik dapat dengan mudah menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan
seorang peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih
cepat menyelesaikan satu atau lebih KD dibandingkan dengan peserta didik
lainnya. Dengan demikian maka modul
harus menggambarkan KD yang akan dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan
menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan ilustrasi.
d)
Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan siswa (student worksheet)
adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta
didik. Lembar kegiatan biasanya berupa
petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar
kegiatan harus jelas KD yang akan dicapainya.
Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pembelajaran apa saja. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan
dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan
buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta
didik dapat berupa teoritis dan atau
tugas-tugas praktis. Tugas teoritis
misalnya tugas membaca sebuah artikel tertentu, kemudian membuat resume untuk
dipresentasikan. Sedangkan tugas praktis
dapat berupa kerja laboratorium atau kerja lapangan, misalnya survey tentang
harga cabe dalam kurun waktu tertentu di suatu tempat. Keuntungan adanya lembar kegiatan adalah bagi
guru, memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, bagi siswa akan belajar
secara mandiri dan belajar memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis.
Dalam menyiapkannya guru harus cermat dan
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, karena sebuah lembar kerja
harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai/ tidaknya
sebuah KD dikuasai oleh peserta didik.
e)
Brosur
Brosur adalah bahan informasi tertulis
mengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya
terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan
yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau
organisasi (Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka,
1996). Dengan demikian, maka brosur
dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, selama sajian brosur diturunkan dari KD
yang harus dikuasai oleh siswa. Mungkin saja brosur dapat menjadi bahan ajar
yang menarik, karena bentuknya yang menarik dan praktis. Agar lembaran brosur
tidak terlalu banyak, maka brosur didesain hanya memuat satu KD saja. Ilustrasi dalam sebuah brosur akan menambah
menarik minat peserta didik untuk menggunakannya.
f)
Leaflet
A
separate sheet of printed matter, often folded but not stitched (Webster’s New
World, 1996) Leaflet
adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak
dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik
biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan
menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami. Leaflet
sebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang dapat menggiring peserta didik
untuk menguasai satu atau lebih KD.
g)
Wallchart
Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan
siklus/proses atau grafik yang bermakna
menunjukkan posisi tertentu. Agar wallchart terlihat lebih menarik bagi
siswa maupun guru, maka wallchart
didesain dengan menggunakan tata warna dan pengaturan proporsi yang baik. Wallchart biasanya masuk dalam kategori
alat bantu melaksanakan pembelajaran, namun dalam hal ini wallchart didesain sebagai bahan ajar. Karena didesain sebagai bahan ajar, maka
wallchart harus memenuhi kriteria sebagai bahan ajar antara lain bahwa memiliki
kejelasan tentang KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik,
diajarkan untuk berapa lama, dan bagaimana cara menggunakannya. Sebagai contoh wallchart
tentang siklus makhluk hidup binatang antara ular, tikus dan lingkungannya.
h)
Foto/Gambar
Foto/gambar memiliki makna yang lebih baik
dibandingkan dengan tulisan. Foto/gambar sebagai bahan ajar tentu saja
diperlukan satu rancangan yang baik agar setelah selesai melihat sebuah atau
serangkaian foto/gambar siswa dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya
menguasai satu atau lebih KD.
Menurut Weidenmann dalam buku Lehren
mit Bildmedien menggambarkan bahwa melihat sebuah foto/gambar lebih tinggi
maknanya dari pada membaca atau mendengar. Melalui membaca yang dapat diingat
hanya 10%, dari mendengar yang diingat 20%, dan dari melihat yang diingat
30%. Foto/gambar yang didesain secara
baik dapat memberikan pemahaman yang lebih baik. Bahan ajar ini dalam
menggunakannya harus dibantu dengan bahan tertulis. Bahan tertulis dapat berupa
petunjuk cara menggunakannya dan atau bahan tes.
Sebuah gambar yang bermakna paling tidak
memiliki kriteria sebagai berikut:
·
Gambar harus mengandung sesuatu yang dapat dilihat
dan penuh dengan informasi/data. Sehingga gambar tidak hanya sekedar gambar
yang tidak mengandung arti atau tidak ada yang dapat dipelajari.
·
Gambar bermakna dan dapat dimengerti. Sehingga, si
pembaca gambar benar-benar mengerti, tidak salah pengertian.
·
Lengkap, rasional untuk digunakan dalam proses
pembelajaran, bahannya diambil dari sumber yang benar. Sehingga jangan sampai
gambar miskin informasi yang berakibat penggunanya tidak belajar apa-apa.
C. PENGEMBANGAN BAHAN DAN MATERI AJAR
Terdapat sejumlah alasan, mengapa guru
perlu untuk mengembangkan bahan/materi ajar, yakni
antara lain; ketersediaan bahan sesuai tuntutan kurikulum, karakteristik sasaran, dan tuntutan pemecahan
masalah belajar. Pengembangan bahan ajar harus memperhatikan tuntutan
kurikulum, artinya bahan belajar yang akan kita kembangkan harus sesuai dengan
kurikulum. Pada kurikukulum tingkat satuan pendidikan, standard kompetensi
lulusan telah ditetapkan oleh pemerintah, namun bagaimana untuk mencapainya dan
apa bahan ajar yang digunakan diserahkan sepenuhnya kepada para pendidik
sebagai tenaga profesional. Dalam hal ini, guru dituntut untuk mempunyai
kemampuan mengembangkan bahan ajar sendiri. Untuk mendukung kurikulum, sebuah
bahan ajar bisa saja menempati posisi sebagai bahan ajar pokok ataupun
suplementer. Bahan ajar pokok adalah bahan ajar yang memenuhi tuntutan
kurikulum. Sedangkan bahan ajar suplementer adalah bahan ajar yang dimaksudkan
untuk memperkaya, menambah ataupun memperdalam isi kurikulum.
Apabila bahan ajar yang sesuai dengan
tuntutan kurikulum tidak ada ataupun sulit diperoleh, maka membuat bahan
belajar sendiri adalah suatu keputusan yang bijak. Untuk mengembangkan bahan
ajar, referensi dapat diperoleh dari berbagai sumber baik itu berupa pengalaman
ataupun pengetahauan sendiri, ataupun penggalian informasi dari narasumber baik
orang ahli ataupun teman sejawat. Demikian pula referensi dapat kita peroleh
dari buku-buku, media masa, internet, dll. Namun demikian, kalaupun bahan yang
sesuai dengan kurikulum cukup melimpah bukan berarti kita tidak perlu
mengembangkan bahan sendiri. Bagi siswa, seringkali bahan yang terlalu banyak
membuat mereka bingung, untuk itu maka guru perlu membuat bahan ajar untuk
menjadi pedoman bagi siswa.
Pertimbangan lain adalah karakteristik
sasaran. Bahan ajar yang dikembangkan orang lain seringkali tidak cocok untuk
siswa kita. Ada sejumlah alasan ketidakcocokan, misalnya, lingkungan sosial,
geografis, budaya, dll. Untuk itu, maka bahan ajar yang dikembangkan sendiri
dapat disesuaikan dengan karakteristik sasaran. Selain lingkungan sosial,
budaya, dan geografis, karakteristik sasaran juga mencakup tahapan perkembangan
siswa, kemampuan awal yang telah dikuasai, minat, latar belakang keluarga dll.
Untuk itu, maka bahan ajar yang dikembangkan sendiri dapat disesuaikan dengan
karakteristik siswa sebagai sasaran.
Selanjutnya,
pengembangan bahan ajar harus dapat menjawab atau memecahkan masalah ataupun
kesulitan dalam belajar. Terdapat sejumlah materi pembelajaran yang seringkali
siswa sulit untuk memahaminya ataupun guru sulit untuk menjelaskannya.
Kesulitan tersebut dapat saja terjadi karena materi tersebut abstrak, rumit,
asing, dsb. Untuk mengatasi kesulitan ini maka perlu dikembangkan bahan ajar
yang tepat. Apabila materi pembelajaran yang akan disampaikan bersifat abstrak,
maka bahan ajar harus mampu membantu siswa menggambarkan sesuatu yang abstrak
gersebut, misalnya dengan penggunaan gambar, foto, bagan, skema, dll. Demikian
pula materi yang rumit, harus dapat dijelaskan dengan cara yang sederhana,
sesuai dengan tingkat berfikir siswa, sehingga menjadi lebih mudah dipahami.
D. TUJUAN DAN MANFAAT PENYUSUNAN BAHAN AJAR
1)
Tujuan
Bahan ajar disusun dengan tujuan:
ü
Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan
kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai
dengan karakteristik dan setting atau
lingkungan sosial siswa.
ü
Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan
ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
ü
Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
2)
Manfaat
Ada sejumlah manfaat yang dapat diperoleh
apabila seorang guru mengembangkan bahan ajar sendiri, yakni antara lain; pertama, diperoleh bahan ajar yang
sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, kedua, tidak lagi tergantung kepada buku
teks yang terkadang sulit untuk diperoleh, ketiga,
bahan ajar menjadi labih kaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai
referensi, keempat, menambah khasanah
pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar, kelima, bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran
yang efektif antara guru dengan siswa karena siswa akan merasa lebih percaya
kepada gurunya.
Di samping itu, guru juga dapat memperoleh
manfaat lain, misalnya tulisan tersebut dapat diajukan untuk menambah angka
kredit ataupun dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.
Dengan tersedianya bahan ajar yang
bervariasi, maka siswa akan mendapatkan manfaat yaitu, kegiatan pembelajaran
menjadi lebih menarik. Siswa akan lebih
banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi
ketergantungan terhadap kehadiran guru.
Siswa juga akan mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap
kompetensi yang harus dikuasainya.
E. PRINSIP PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
Pengembangan bahan ajar hendaklah memperhatikan
prinsisp-prinsip pembelajaran. Di antara prinsip pembelajaran tersebut adalah:
“Mulai
dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk memahami
yang abstrak,”
Siswa akan lebih mudah memahami suatu konsep
tertentu apabila penjelasan dimulai dari yang mudah atau sesuatu yang kongkret,
sesuatu yang nyata ada di lingkungan mereka. Misalnya untuk menjelaskan konsep
pasar, maka mulailah siswa diajak untuk berbicara tentang pasar yang terdapat
di tempat mereka tinggal. Setelah itu, kita bisa membawa mereka untuk berbicara
tentang berbagai jenis pasar lainnya.
“Pengulangan
akan memperkuat pemahaman”
Dalam pembelajaran, pengulangan sangat diperlukan
agar siswa lebih memahami suatu konsep. Dalam prinsip ini kita sering mendengar
pepatah yang mengatakan bahwa 5 x 2 lebih baik daripada 2 x 5. Artinya, walaupun maksudnya sama, sesuatu
informasi yang diulang-ulang, akan lebih berbekas pada ingatan siswa. Namun
pengulangan dalam penulisan bahan belajar harus disajikan secara tepat dan
bervariasi sehingga tidak membosankan.
“Umpan
balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa”
Seringkali kita menganggap enteng dengan
memberikan respond yang sekedarnya atas hasil kerja siswa. Padahal respond yang
diberikan oleh guru terhadap siswa akan menjadi penguatan pada diri siswa.
Perkataan seorang guru seperti ’ya benar’ atau ‚’ya kamu pintar’ atau,’itu
benar, namun akan lebih baik kalau begini...’ akan menimbulkan kepercayaan diri
pada siswa bahwa ia telah menjawab atau mengerjakan sesuatu dengan benar.
Sebaliknya, respond negatif akan mematahkan semangat siswa. Untuk itu, jangan
lupa berikan umpan balik yang positif terhadap hasil kerja siswa.
“Motivasi
belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar”
Seorang siswa yang memiliki motivasi belajar
tinggi akan lebih berhasil dalam belajar. Untuk itu, maka salah satu tugas guru
dalam melaksanakan pembelajaran adalah memberikan dorongan (motivasi) agar
siswa mau belajar. Banyak cara untuk memberikan motivasi, antara lain dengan
memberikan pujian, memberikan harapan, menjelas tujuan dan manfaat, memberi
contoh, ataupun menceritakan sesuatu yang membuat siswa senang belajar, dll.
“Mencapai
tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai
ketinggian tertentu.”
Pembelajaran adalah suatu proses yang bertahap dan
berkelanjutan. Untuk mencapai suatu standard kompetensi yang tinggi, perlu
dibuatkan tujuan-tujuan antara. Ibarat anak tangga, semakin lebar anak tangga
semakin sulit kita melangkah, namun juga anak tangga yang terlalu kecil
terlampau mudah melewatinya. Untuk itu, maka guru perlu menyusun anak tangga
tujuan pembelajaran secara pas, sesuai dengan karakteristik siswa. Dalam bahan
ajar, anak tangga tersebut dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator
kompetensi.
“Mengetahui hasil yang telah dicapai akan
mendorong siswa untuk terus mencapai tujuan”
Ibarat menempuh perjalanan jauh, untuk mencapai
kota yang dituju, sepanjang perjalanan kita akan melewati kota-kota lain. Kita
akan senang apabila pemandu perjalanan kita memberitahukan setiap kota yang
dilewati, sehingga kita menjadi tahu sudah sampai di mana dan berapa jauh lagi
kita akan berjalan. Demikian pula dalam proses pembelajaran, guru ibarat
pemandu perjalanan. Pemandu perjalanan yang baik, akan memberitahukan kota
tujuan akhir yang ingin dicapai, bagaimana cara mencapainya, kota-kota apa saja
yang akan dilewati, dan memberitahukan pula sudah sampai di mana dan berapa
jauh lagi perjalanan. Dengan demikian, semua peserta dapat mencapai kota tujuan
dengan selamat. Dalam pembelajaran, setiap anak akan mencapai tujuan tersebut
dengan kecepatannya sendiri, namun mereka semua akan sampai kepada tujuan
meskipun dengan waktu yang berbeda-beda. Inilah sebagian dari prinsip belajar
tuntas.
Online Casino No Deposit Bonus Codes - Casinowed.com
BalasHapusThis is why 인카지노 you should never miss out on free cash. Online casino no deposit bonuses are a great 바카라 사이트 way to make 메리트카지노 money on your travels.